Hukum Sihir Dan Perdukunan.
Segala puji hanya kepunyaan Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan
kepada junjungan umat, Nabi besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang
tiada lagi Nabi sesudahnya.
Akhir-akhir ini banyak sekali tukang-tukang ramal yang mengaku dirinya
sebagai tabib, dan mengobati orang sakit dengan jalan sihir atau perdukunan.
Mereka kini banyak menyebar di berbagai negeri; orang-orang awam yang tidak
mengerti sudah banyak menjadi korban pemerasan mereka.
Maka atas dasar nasihat (loyalitas) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan
kepada hamba-hambaNya, saya ingin menjelaskan tentang betapa besar bahayanya
terhadap Islam dan umat Islam adanya ketergantungan kepada selain Allah dan
bahwa hal tersebut bertolak belakang dengan perintah Allah dan RasulNya.
Dengan memohon pertolongan Allah Ta'ala saya katakan bahwa berobat
dibolehkan menurut kesepakatan para ulama. Seorang muslim jika sakit hendaklah
berusaha mendatangi dokter yang ahli, baik penyakit dalam, pembedahan, saraf,
maupun penyakit luar untuk diperiksa apa penyakit yang dideritanya. Kemudian
diobati sesuai dengan obat-obat yang dibolehkan oleh syara', sebagaimana yang
dikenal dalam ilmu kedokteran. Dilihat dari segi sebab dan akibat yang biasa
berlaku, hal ini tidak bertentangan dengan ajaran tawakkal kepada Allah dalam
Islam. Karena Allah Ta'ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan pula
obatnya. Ada di antaranya yang sudah diketahui oleh manusia dan ada yang belum
diketahui. Akan tetapi Allah Ta'ala tidak menjadikan penyembuhannya dari
sesuatu yang telah diharamkan kepada mereka.
Oleh karena itu tidak dibenarkan bagi orang yang sakit, mendatangi
dukun-dukun yang mendakwakan dirinya mengetahui hal-hal ghaib, untuk
mengetahui penyakit yang dideritanya. Tidak diperbolehkan pula mempercayai atau
membenarkan apa yang mereka katakan, karena sesuatu yang mereka katakan
mengenai hal-hal yang ghaib itu hanya didasarkan atas perkiraan belaka,
atau dengan cara mendatangkan jin-jin untuk meminta pertolongan kepada jin-jin
tersebut sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dengan cara demikian
dukun-dukun tersebut telah melakukan perbuatan-perbuatan kufur dan sesat.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan dalam berbagai
haditsnya sebagai berikut :
"Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab 'Shahih Muslim', bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal)) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari."
"Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:'Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Abu Daud).
"Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan lafazh: 'Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."
"Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."(HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid).
Hadits-hadits yang mulia di atas menunjukkan larangan mendatangi peramal, dukun dan sebangsanya, larangan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang ghaib, larangan mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, dan ancaman bagi mereka yang melakukannya.
"Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab 'Shahih Muslim', bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal)) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari."
"Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:'Barangsiapa yang mendatangi kahin (dukun)) dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. Abu Daud).
"Dikeluarkan oleh empat Ahlus Sunan dan dishahihkan oleh Al-Hakim dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan lafazh: 'Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."
"Dari Imran bin Hushain radhiallahu anhu, ia berkata: 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda,burung dan lain-lain),yang meramal atau yang meminta diramalkan, yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam."(HR. Al-Bazzaar,dengan sanad jayyid).
Hadits-hadits yang mulia di atas menunjukkan larangan mendatangi peramal, dukun dan sebangsanya, larangan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang ghaib, larangan mempercayai atau membenarkan apa yang mereka katakan, dan ancaman bagi mereka yang melakukannya.
Oleh karena itu, kepada para penguasa dan mereka yang mempunyai pengaruh di
negerinya masing-masing, wajib mencegah segala bentuk praktek tukang ramal,
dukun dan sebangsanya, dan melarang orang-orang mendatangi mereka.
Kepada yang berwenang supaya melarang mereka melakukan praktek-praktek di
pasar-pasar, mall-mall atau di tempat-tempat lainnya, dan secara tegas menolak
segala yang mereka lakukan. Dan hendaknya tidak tertipu oleh pengakuan
segelintir orang tentang kebenaran apa yang mereka lakukan. Karena orang-orang
tersebut tidak mengetahui perkara yang dilakukan oleh dukun-dukun tersebut,
bahkan kebanyakan mereka adalah orang-orang awam yang tidak mengerti hukum, dan
larangan terhadap perbuatan yang mereka lakukan.
Rasulullah 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang
umatnya mendatangi para peramal, dukun dan tukang tenung. Melarang bertanya
serta membenarkan apa yang mereka katakan. Karena hal itu mengandung kemungkaran
dan bahaya besar, juga berakibat negatif yang sangat besar pula. Sebab mereka
itu adalah orang-orang yang melakukan dusta dan dosa.
Hadits-hadits Rasulullah tersebut di atas membuktikan tentang
kekufuran para dukun dan peramal. Karena mereka mengaku mengetahui hal-hal yang
ghaib, dan mereka tidak akan sampai pada maksud yang diinginkan melainkan
dengan cara berbakti, tunduk, taat, dan menyembah jin-jin. Padahal ini
merupakan perbuatan kufur dan syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang
yang membenarkan mereka atas pengakuannya mengetahui hal-hal yang ghaib dan
mereka meyakininya, maka hukumnya sama seperti mereka. Dan setiap orang yang
menerima perkara ini dari orang yang melakukannya, sesungguhnya Rasulullah 'Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam berlepas diri dari mereka.
Seorang muslim tidak boleh tunduk dan percaya terhadap dugaan dan sangkaan
bahwa cara seperti yang dilakukan itu sebagai suatu cara pengobatan, semisal
tulisan-tulisan azimat yang mereka buat, atau menuangkan cairan timah, dan
lain-lain cerita bohong yang mereka lakukan.
Semua ini adalah praktek-praktek perdukunan dan penipuan terhadap manusia,
maka barangsiapa yang rela menerima praktek-praktek tersebut tanpa menunjukkan
sikap penolakannya, sesungguhnya ia telah menolong dalam perbuatan bathil
dan kufur.
Oleh karena itu tidak dibenarkan seorang muslim pergi kepada para dukun,
tukang tenung, tukang sihir dan semisalnya, lalu menanyakan kepada mereka
hal-hal yang berhubungan dengan jodoh, pernikahan anak atau saudaranya, atau
yang menyangkut hubungan suami istri dan keluarga, tentang cinta, kesetiaan,
perselisihan atau perpecahan yang terjadi dan lain sebagainya. Sebab semua itu
berhubungan dengan hal-hal ghaib yang tidak diketahui hakikatnya oleh siapa pun
kecuali oleh Allah Subhanahhu wa Ta'ala.
Sihir sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah,
dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah ayat 102 tentang kisah dua Malaikat:
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan
pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada
dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:"Sesungguhnya
kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir'. Maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat
menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir)
tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin
Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa
yang menukarkan ayat (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di Akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya
dengan sihir, kalau mereka mengetahui."(Al-Baqarah:102)
Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang mempelajari
ilmu sihir, sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya mendatangkan
mudharat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula mendatangkan sesuatu kebaikan
di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini merupakan ancaman berat yang menunjukkan
betapa besar kerugian yang diderita oleh mereka di dunia ini dan di Akhirat
nanti. Mereka sesungguhnya telah memperjualbelikan diri mereka dengan harga
yang sangat murah, itulah sebabnya Allah berfirman :
"Dan alangkah buruknya perbuatan mereka menjual
dirinya dengan sihir itu, seandainya mereka mengetahui."
Kita memohon kepada Allah kesejahteraan dan keselamatan dari kejahatan
sihir dan semua jenis praktek perdukunan serta tukang sihir dan tukang ramal.
Kita memohon pula kepadaNya agar kaum muslimin terpelihara dari kejahatan
mereka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan pertolongan kepada kaum
muslimin agar senantiasa berhati-hati terhadap mereka, dan melaksanakan hukum
Allah dengan segala sangsi-sangsinya kepada mereka, sehingga manusia menjadi
aman dari kejahatan dan segala praktek keji yang mereka lakukan.
Sungguh Allah Maha Pemurah lagi Maha Mulia!.
Sungguh Allah Maha Pemurah lagi Maha Mulia!.
TATA CARA MENANGKAL DAN MENANGGULANGI SIHIR
Allah telah
mensyari'atkan kepada hamba-hambaNya supaya mereka menjauhkan diri dari
kejahatan sihir sebelum terjadi pada diri mereka. Allah juga menjelaskan
tentang bagaimana cara pengobatan sihir bila telah terjadi. Ini merupakan
rahmat dan kasih sayang Allah, kebaikan dan kesempurnaan nikmatNya kepada
mereka.
Berikut ini beberapa
penjelasan tentang usaha menjaga diri dari bahaya sihir sebelum terjadi, begitu
pula usaha dan cara pengobatannya bila terkena sihir, yakni cara-cara yang
dibolehkan menurut hukum syara':
Pertama: Tindakan preventif,
yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya sihir sebelum terjadi. Cara yang paling
penting dan bermanfaat ialah penjagaan dengan melakukan dzikir yang
disyari'atkan, membaca do'a dan ta'awwudz sesuai dengan tuntunan
Rasulullah 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya
seperti di bawah ini:
- Membaca ayat Kursi setiap
selesai shalat lima waktu, sesudah membaca wirid yang disyari'atkan
setelah salam, atau dibaca ketika akan tidur. Karena ayat Kursi termasuk
ayat yang paling besar nilainya di dalam Al-Qur'an. Rasulullah 'Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu hadits
shahihnya :
"Barangsiapa membaca ayat Kursi pada malam hari, Allah senantiasa menjaganya dan syetan tidak mendekatinya sampai Shubuh."
Ayat Kursi terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 255 yang bunyinya :
"Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhlukNya), tidak mengantuk dan tidak tidur, kepunyaanNya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
- Membaca surat Al-Ikhlas,
surat Al-Falaq, dan surat An-Naas pada setiap selesai shalat lima waktu,
dan membaca ketiga surat tersebut sebanyak tiga kali pada pagi hari sesudah
shalat Shubuh, dan menjelang malam sesudah shalat Maghrib, sesuai dengan
hadits riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i.
- Membaca dua ayat terakhir
dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286 pada permulaan malam, sebagaimana
sabda Rasulullah :
"Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka cukuplah baginya."
Adapun bacaan ayat tersebut adalah sebagai berikut:
"Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan), 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya'. (Mereka berdo'a): 'Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali."
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kewajiban) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir."
- Banyak berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna.
Hendaklah dibaca pada malam hari dan siang hari ketika berada di suatu tempat, ketika masuk ke dalam suatu bangunan, ketika berada di tengah padang pasir, di udara atau di laut. Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan: 'A'uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq' (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaanNya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu."
- Membaca do'a di bawah ini
masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang malam :
"Dengan nama Allah, yang bersama namaNya, tidak ada sesuatu pun yang membahayakan, baik di bumi maupun di langit dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)
Bacaan-bacaan dzikir dan ta'awwudz ini merupakan sebab-sebab yang besar untuk memperoleh keselamatan dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan sihir atau kejahatan lainnya. Yaitu bagi mereka yang selalu mengamalkannya secara benar disertai keyakinan yang penuh kepada Allah, bertumpu dan pasrah kepadaNya dengan lapang dada dan hati yang khusyu'.
Kedua: Bacaan-bacaan seperti
ini juga merupakan senjata ampuh untuk menghilangkan sihir yang sedang menimpa
seseorang, dibaca dengan hati yang khusyu', tunduk dan merendahkan diri, seraya
memohon kepada Allah agar dihilangkan bahaya dan malapetaka yang dihadapi.
Do'a-do'a berdasarkan riwayat yang kuat dari Rasulullah r untuk menyembuhkan
penyakit yang disebabkan oleh sihir dan lain sebagainya adalah sebagai berikut:
- Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam me-ruqyah (mengobati dengan membaca ayat-ayat
Al-Qur'an atau do'a-do'a) sahabat-sahabatnya dengan bacaan :
Artinya: "Ya Allah, Tuhan segenap manusia….! Hilangkanlah sakit dan sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tidak ada penyembuhan melainkan penyembuhan dariMu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit." (HR. Al-Bukhari).
- Do'a yang dibaca Jibril ,
ketika meruqyah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari segala yang menyakitkanmu, dan dari kejahatan setiap diri atau dari pandangan mata yang penuh kedengkian, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu." Bacaan ini hendaknya diulang tiga kali.
- Pengobatan sihir cara
lainnya, terutama bagi laki-laki yang tidak dapat berjimak dengan istrinya
karena terkena sihir. Yaitu, ambillah tujuh lembar daun bidara yang masih
hijau, ditumbuk atau digerus dengan batu atau alat tumbuk lainnya, sesudah
itu dimasukkan ke dalam bejana secukupnya untuk mandi; bacakan ayat Kursi
pada bejana tersebut; bacakan pula surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq,
An-Naas, dan ayat-ayat sihir dalam surat Al-A'raf ayat 117-119, surat
Yunus ayat 79-82 dan surat Thaha ayat 65-69.
Surat Al-A'raf ayat 117-119 yang bunyinya:
"Dan Kami wahyukan kepada Musa: 'Lemparkanlah tongkatmu!' Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka orang-orang yang hina."
Surat Yunus ayat 79-82:
"Fir'aun berkata (kepada pemuka kaumnya): 'Datangkanlah kepadaku semua ahli sihir yang pandai'. Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: 'Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan'. Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: 'Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenaran mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsung pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya)."
Surat Thaha ayat 65-69 yang bunyinya :
"Mereka bertanya,'Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamilah yang mula-mula melemparkan?' Musa menjawab,'Silahkan kamu sekalian melemparkan'. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang oleh Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berfirman: 'Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat, sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang."
Setelah selesai membaca ayat-ayat tersebut di atas hendaklah diminum
sedikit airnya dan sisanya dipakai untuk mandi.)
Dengan cara ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala menghilangkan penyakit yang sedang dideritanya.
Dengan cara ini mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala menghilangkan penyakit yang sedang dideritanya.
- Cara pengobatan lainnya,
sebagai cara yang paling bermanfaat ialah berupaya mengerahkan tenaga dan
daya untuk mengetahui di mana tempat sihir terjadi, di atas gunung atau di
tempat manapun ia berada, dan bila sudah diketahui tempatnya, diambil dan
dimusnahkan sehingga lenyaplah sihir tersebut.
Inilah beberapa penjelasan tentang perkara-perkara yang dapat menjaga diri dari sihir dan usaha pengobatan atau cara penyembuhannya, dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
Adapun pengobatan dengan cara-cara yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir, yaitu dengan mendekatkan diri kepada jin disertai dengan penyembelihan hewan, atau cara-cara mendekatkan diri lainnya, maka semua ini tidak dibenarkan karena termasuk perbuatan syirik paling besar yang wajib dihindari.
Demikian pula pengobatan dengan cara bertanya kepada dukun,'arraaf (tukang ramal) dan menggunakan petunjuk sesuai dengan apa yang mereka katakan. Semua ini tidak dibenarkan dalam Islam, karena dukun-dukun tersebut tidak beriman kepada Allah; mereka adalah pendusta dan pembohong yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib, dan kemudian menipu manusia.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan orang-orang yang mendatangi mereka, menanyakan dan membenarkan apa yang mereka katakan, sebagaimana telah dijelaskan hukum-hukumnya di awal tulisan ini.
Kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala kita memohon, agar seluruh kaum muslimin dilimpahkan kesejahteraan dan keselamatan dari segala kejahatan, dan semoga Allah melindungi mereka, agama mereka, dan menganugerahkan kepada mereka pemahaman dan agamaNya, serta memelihara mereka dari segala sesuatu yang menyalahi syari'atNya.
Dicopy dari :
Website “Yayasan Al-Sofwa”
Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Jagakarsa, Jakarta - Selatan (12610)
Telpon: (021)-788363-27 , Fax:(021)-788363-26
Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Jagakarsa, Jakarta - Selatan (12610)
Telpon: (021)-788363-27 , Fax:(021)-788363-26
1 comments:
Terkadang ada kelebihan yang dimiliki seseorang yang seolah-olah diluar nalar dan sebagian orang menganggapnya karomah sementara sebagian lagi menganggapnya sihir hanya kareana ketidaktahuan.
Dengan metode yang ilmiah dan tepat serta bersih dari ritual2 khusus, manusia mampu mengembangkan kemampuan yang luar biasa , buktikan di www.bakatsuper.com
Posting Komentar