TANYA JAWAB
Saya adalah seorang pemuda baik-baik yang masih duduk di bangku sekolah. Namun mayoritas teman-teman saya di kelas adalah anak-anak nakal, sering berbuat jahat dan melakukan perbuatan haram. Saya mohon agar Anda menjelaskan cara terbaik mengajak mereka untuk meninggalkan maksiat, hingga mereka menyukai saya dan menyukai perbuatan baik.
Jawab
Saya anjurkan kepada Anda dan kepada pemuda yang berada di tengah-tengah lingkungan pergaulan yang kurang baik agar jangan sekali-kali menggurui anak-anak nakal tersebut. Namun pertama kali hendaknya Anda memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam mengatasi mereka. Kemudian hadiahkanlah kepada mereka (anak-anak nakal tersebut) kaset-kaset ceramah, buku-buku islami, atau tulislah surat berisi nasihat kepada mereka. Atau boleh juga Anda meminta bimbingan dan pengarahan dari guru-guru di sekolah, dengan melaporkan masalah tersebut kepada mereka dan menjelaskan solusinya sehingga mereka bisa ikut serta dalam menanggulangi masalah itu. Dengan cara seperti itu Anda telah memain-kan peranan yang sangat berarti dalam medan dakwah. Dan tidak perlu Anda melaporkan nama-nama mereka kepada guru. Jika Anda tidak mampu menghadiahkan kaset atau buku kepada mereka, hendaknya Anda mencari orang yang mampu untuk menghadiahkannya. Bila Anda melihat mereka semakin sombong, menjauhi Anda dan tetap berbuat jahat, hendaknya engkau hindari berkumpul bersama mereka. Sehingga perbuatan jahat mereka tidak menular kepada diri Anda, dan juga agar Anda tidak melihat maksiat dan kemungkaran sementara Anda tidak dapat melarangnya. Adapun mengenai pindah sekolah, masalah itu terserah Anda, boleh jadi keberada-an Anda di situ justru banyak memperbaiki keadaan. Se-moga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi hidayah kepada kaum muslimin yang tersesat.
Soal kedua
Apa peran yang dapat saya lakukan terhadap se-orang yang mulai menurun nilai ketaatannya?
Jawab
Peran Anda sangat besar dalam membimbingnya, janganlah Anda sepelekan peran Anda tersebut. Hendak-nya Anda berusaha membimbingnya dan sering mengajak-nya berdialog serta menyuntikkan motivasi kepadanya untuk kembali berbuat taat. Boleh juga Anda utus seorang yang shalih seperti Anda untuk menasihatinya. Jangan biarkan ia menjadi mangsa setan. Dan hendak-nya Anda menjelaskan kepadanya azab dan siksa yang bakal dirasakan oleh orang-orang yang berbuat dosa. Dan hendaknya Anda menghadiahkan kaset-kaset dan buku-buku yang dapat menguatkan keimanannya.
Soal ketiga
Sebagian orang ada yang mengaku seorang multazim (taat beragama), padahal ia sering durhaka terhadap kedua orang tuanya. Bagaimana nasihat Anda dalam masalah ini?
Jawab
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyertakan hak kedua orang tua dengan hak-Nya. Dalam Al-Quran disebutkan:
"Bersyukurlah
kamu kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu."
(Luqman: 14)
dalam ayat
lain Allah berfirman:
"Dan
Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah ka-mu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya." (QS. Al-Isra': 23)
Orang yang
ditanyakan di dalam soal tadi pada hakikatnya tidak mengerti makna "iltizam",
bagaimana mungkin disebut multazim jika kemungkaran yang besar ini
(yaitu durhaka terhadap ibu bapak) ada pada dirinya? Seorang pemuda muslim
hendaknya selalu berbakti kepada ayah bundanya, bukankah Allah Subhanahu wa
Ta'ala telah berfirman: "Maka janganlah kamu katakan 'ah' kepada
keduanya", apalagi engkau membentak keduanya dengan ucapan jika mengatakan
'ah' saja sudah dila-rang!? Jika demikian adanya, maka hal itu jelas menunjukkan
bahwa nilai iltizamnya lemah. Bagi yang mengetahui hal itu hendaklah memberikan
nasihat kepadanya, dan bagi orang tersebut hendaklah segera bertaubat kepada
Allah. Soal keempat
Apakah ujub itu amal lahiriyah ataukah amal batin (hati)?
Jawab
Ujub berpangkal dari goresan hati yang teraplikasi dalam aktifitas sehari-hari. Jika seorang telah terjangkiti penyakit ujub, ia akan membanggakan diri sendiri dan meremehkan orang lain. Dari situ ia akan benci mene-rima kebenaran dari orang lain. Di samping itu, ia suka kepada orang yang membangga-banggakan dirinya.
Soal kelima
Apakah perasaan senang dan bahagia atas amalan yang telah kukerjakan seperti shalat malam, puasa dan mengingat-ingat amalan tersebut sepanjang hari terma-suk kategori ujub?
Jawab
Sebaiknya Anda tidak menganggap banyak amalan seperti itu, Anda memang boleh berbahagia dapat me-ngerjakan amalan tersebut, yang demikian itu sangat terpuji. Namun jangan sekali-kali Anda terpedaya setiap kali mengerjakan suatu amalan seperti shalat malam misalnya, bahwa Anda telah mengerjakan amalan yang banyak, barangkali orang lain tidak mampu melakukan seperti yang Anda lakukan. Sebaiknya kebahagian Anda itu diwujudkan dalam bentuk pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan senantiasa bersyukur kepada-Nya yang telah memu-dahkan Anda untuk mengerjakannya. Yang jelas, jangan-lah Anda menganggap banyak amalan ini, dan jangan pula Anda ceritakan kepada orang lain, sebab itu adalah pintu menuju riya', kecuali bila terdapat maslahat dakwah atau maslahat lainnya dengan menceritakannya. Seperti yang dialami oleh Abu Bakar radhiyallahu 'anhu ketika Rasu-lullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah di antara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini? Abu Bakar radhiyallahu 'anhu menjawab: "Saya".
Soal keenam
Bagaimana pendapat Anda dengan ucapan "Bersi-kap sombong terhadap orang sombong adalah ibadah"?
Jawab
Kesalahan jangan diperbaiki dengan kesalahan pula, Seperti dalam permainan olah raga ada istilah draw kosong-kosong. Sebagaimana yang diungkapkan dalam sebuah syair:
Ingatlah!
Jangan sampai ada orang yang berbuat jahil terhadap kami
Niscaya kami akan berbuat jahil terhadapnya melebihi kejahilan yang pernah ada
Telah kita
ketahui bersama bahwa sifat sombong itu tercela. Maka jika kita melihat seseorang
terkena penyakit sombong, ucapkanlah: "Alhamdulillah yang telah
menyelamatkan daku dari penyakit sombong yang ada pada orang itu". Dan
doakanlah semoga ia mendapat hidayah serta berilah nasihat kepadanya semampumu.
Perlu diketahui, kita tidak boleh menganggap sesuatu itu ibadah padahal
sebenarnya bukan termasuk ibadah. Niscaya kami akan berbuat jahil terhadapnya melebihi kejahilan yang pernah ada
Soal ketujuh
Saya mohon agar Anda menjelaskan kepada kami bahaya yang timbul dari gerombolan pemuda yang ber-kumpul di tepi-tepi jalan, persimpangan, pertokoan dan tempat-tempat lain serta ejekan mereka yang pedas terhadap orang yang coba menasihati dan menerangkan bahaya yang timbul dari perbuatan mereka.
Jawab
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan kepada para sahabat kewajiban orang yang duduk-duduk di tepi jalan, beliau bersabda:
"Hindarilah duduk-duduk di tepi-tepi jalan!" Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, kami tidak punya tempat lain selain itu, kami biasa berbincang-bincang di situ! Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Jika kalian bersikeras, maka penuhilah hak jalan" Mereka bertanya: "Apa itu hak jalan?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Menundukkan pandangan, tidak mengganggu orang, menjawab salam dan menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar." (HR. Al-Bukhari dan Mus-lim)
Hendaknya pemuda-pemuda yang berkumpul di pinggir jalan dan di tempat-tempat lainnya mengetahui kewajiban tersebut, jika ada yang mengucapkan salam kepada mereka lalu mereka tidak menjawab salamnya, maka mereka semua berdosa. Seandainya lewat sese-orang yang pendek atau yang jangkung atau lewat seorang wanita atau anak-anak, hingga pandangan tertuju padanya kemudian mereka mencemooh ini dan itu, mereka jelas berdosa. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak menyadari akibat buruknya. Akan tetapi, apa peran kita dalam menanggulanginya? Apakah kita hanya bisa mengeluhkan fenomena ini? Saya dapat memaklumi problema yang dihadapi saudara saya yang dicemooh gerombolan pemuda itu setiap kali berusaha menasihati mereka. Sekiranya khawatir mereka akan menuduh kita ekstrim, sok alim dan lain sebagai-nya, bukankah hal itu tidak merugikan kita sedikit pun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah teladan kita dalam hal ini. Beliau telah merasakan dua macam gangguan, cemoohan dan ejekan, ada yang mengatai beliau gila, tukang sihir, dukun dan lain sebagainya. Apakah mereka mengejek Anda demikian? Jikalau memang demikian, tentu itu menunjukkan bahwa Anda berjalan di atas petunjuk Nabi. Yang kedua adalah gangguan fisik, rumah beliau pernah dilempari kotoran hingga beliau berkata: "Tetangga seperti apakah ini?", diletakkan isi perut unta ke atas kepala beliau ketika tengah sujud, dicekik dengan keras hingga nyaris terbunuh, terluka kepala beliau, putus gigi beliau dan penduduk Thaif memprovokasi anak-anak serta orang-orang pasaran untuk melempari beliau dengan batu hingga terluka kedua kaki beliau. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengisahkan: "Aku pun kembali dengan perasaan sedih, tanpa sadar aku telah sampai di Qarnu Tsa'alib." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Demikianlah perjuangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang patut menjadi teladan yang baik bagi kita semua. Sampaikan-lah nasihat yang tulus kepada mereka dan jangan hiraukan apa yang mereka katakan. Ketahuilah hal itu justru mengangkat derajat Anda di sisi Allah. Dan sebaiknya kita tangani serius gerombolan pemuda itu, misalnya kita berjumlah sepuluh orang, tentu tidak mungkin mereka mengejek kita yang berjumlah sepuluh orang, minimal mereka akan berpikir dan diam. Demikianlah lakukan sekali, dua kali dan seterusnya. Mengapa tidak ada yang berani mendatangi mereka untuk mengajak bicara? Barangkali mereka mau mendengar nasihat, semoga Allah memberi mereka hidayah. Atau barangkali mereka akan bubar, dengan demikian kejahatan mereka dapat ditekan. Kesimpulannya adalah kita harus melaku-kan sesuatu untuk menyadarkan mereka.
Peran imam masjid dan masyarakat kaum muslimin sangat besar dan berarti dalam menanggulangi masalah ini. Janganlah hanya bisa mengeluh tanpa dapat memberi-kan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Soal kedelapan
Sebagian pemuda memiliki sifat tercela, yaitu ber-beda-beda dalam mensikapi orang. Sikapnya terhadap si Zaid misalnya lemah lembut dan bermanis muka, namun terhadap yang lain bermuka masam. Hampir-hampir kita tidak dapat mempercayainya. Jika coba dinasihati, dengan santai ia menjawab: "Bukankah hati manusia itu ibarat pasukan yang telah dipersiapkan? Bagaimana pendapat Anda dengan jawaban tersebut?
Jawab
Memang benar, arwah itu ibarat pasukan yang sudah dipersiapkan, yang cocok akan mudah bersatu, yang tidak cocok akan bercerai. Namun Dienul Islam melarang Anda menimbang dengan dua timbangan (tidak fair dalam menilai). Sebab yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah yang paling bertakwa. Dan Dienul Islam menganjurkan kita berinteraksi sosial dengan baik. Sebaiknya pemuda yang memiliki sifat seperti itu diluruskan dan diperbaiki. Maka hendaknya Anda bersi-kap fair dalam menghadapi orang. Apabila perbedaan sikap itu muncul karena suatu urusan, atau untuk berbasa-basi, tidak cukup dengan bermuka masam saja, namun harus disertai dengan nasihat. Dalam Shahih Al-Bukhari dikisahkan ketika seorang Arab badui datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berkata:
"Izinkanlah ia masuk, ia adalah sejelek-jelek pemimpin kaum." Ketika ia masuk, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersikap ramah dan bermanis muka terhadapnya. Melihat hal itu 'Aisyah radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau pun menjawab: "Seburuk-buruk manusia adalah yang dijauhi orang karena takut akan keja-hatannya."
Oleh sebab itu wahai saudaraku, Dienul Islam tidak membenarkan Anda menimbang dengan dua timbangan (tidak fair dalam menilai), jika Anda membenci sese-orang karena suatu sebab, maka ungkapkanlah kepada yang bersangkutan.
Soal kesembilan
Banyak sekali saya temui para pemuda yang meng-alami kelesuan dalam aktifitas dakwahnya, bagaimanakah solusi masalah ini?
Jawab
Sebenarnya kita sendirilah yang menciptakan kelesuan itu dan kita sendiri juga yang menebarkannya. Dan Anda adalah salah satu di antaranya. Kadangkala kita juga diliputi kelesuan tanpa kita sadari. Sebagai contoh, bila Anda biasa berdakwah di kampung-kam-pung, di sekolah, di tempat kerja, atau tempat-tempat lain yang menjadi lahan dakwah Anda, lalu Anda melihat seseorang melakukan sebuah penyimpangan, sebenarnya yang harus Anda lakukan adalah memberikan nasihat atau satu dua patah kalimat yang bermanfaat untuknya. Apakah Anda melakukan seperti itu? Alangkah baiknya jika Anda bertolak dari rumah dengan niat yang baik yaitu menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, menebar nasihat dan berbuat baik, niscaya Anda akan mendapat pahala yang besar atas niat tersebut. Dan sebaiknya Anda bekerja sama dengan teman-teman Anda dalam mengemban misi dakwah ilallah, sebab kerja sama itu akan membuat Anda lebih kuat.
Soal kesepuluh
Setelah menjalani kehidupan jahiliyah akhirnya Allah menganugerahkan hidayah kepadaku. Namun kadang-kala aku masih sering melihat perkara yang diharamkan. Saya mohon bimbingan Anda.
Jawab
Tentu saja seorang yang baru saja berhijrah dari kehidupan jahiliyah kepada kehidupan yang Islami masih terimbas dalam hatinya sisa-sisa masa lalu. Oleh sebab itu, Anda harus membentengi diri dengan amalan-amalan ketaatan. Dan memilih teman-teman yang baik serta berusaha mengerjakan amal shalih sebanyak mungkin. Bukankah Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
"Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang
buruk." (Huud:
114)
Dan
hendaknya Anda menjauhkan diri dari seluruh perkara yang dapat mengingatkan
masa lalu Anda. Hingga nilai hijrah anda menjadi kokoh insya Allah. Kemudian
jadilah penyeru kepada agama Allah. Soal kesebelas
Sebagian pemuda masih suka menyorotkan pan-dangan mereka kepada yang diharamkan Allah. Bagai-manakah cara penyembuhan dari penyakit ini?
Jawab
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman kepada Nabi-Nya:
"Katakanlah
kepada laki-laki yang beriman: "Hen-daklah mereka menahan
pandangannya." (An-Nur:
30)
Ayat di atas
memerintahkan Anda untuk menahan pandangan dari yang diharamkan. Jika pandangan
Anda tiba-tiba tertumbuk pada sesuatu yang diharamkan, maka segeralah palingkan
pandangan Anda. Sebab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya
tentang pandangan tak sengaja, beliau menjawab: "Palingkanlah
pandanganmu, sebab pandangan pertama dimaafkan, namun pandangan berikutnya
membawa dosa." (HR. Muslim dalam Kitabul Isti'dzan, Abu Dawud dan
At-Tirmidzi) Seorang penyair berkata:
Segala
malapetaka berawal dari pandangan mata
Laksana api yang berkobar dari sebuah percikan kecil
Betapa banyak orang yang dilumpuhkan pandangan matanya
Yang merobek laksana panah melesat tanpa busur dan talinya
Puas matanya namun merana batinnya
Tiada kebahagiaan yang berakhir dengan malapetaka
Selama seseorang memiliki sepasang mata yang bebas ia sorotkan kepada wanita-wanita
Segala yang dipandangnya akan membahayakan diri sendiriPandangan haram tersebut dapat melahirkan berba-gai penyimpangan yang berbuah penyesalan di belakang hari. Padahal dengan menahan pandangan Anda akan beroleh pahala. Mohonlah selalu pertolongan dari Allah dan jangan melemah.
Laksana api yang berkobar dari sebuah percikan kecil
Betapa banyak orang yang dilumpuhkan pandangan matanya
Yang merobek laksana panah melesat tanpa busur dan talinya
Puas matanya namun merana batinnya
Tiada kebahagiaan yang berakhir dengan malapetaka
Selama seseorang memiliki sepasang mata yang bebas ia sorotkan kepada wanita-wanita
Segala yang dipandangnya akan membahayakan diri sendiriPandangan haram tersebut dapat melahirkan berba-gai penyimpangan yang berbuah penyesalan di belakang hari. Padahal dengan menahan pandangan Anda akan beroleh pahala. Mohonlah selalu pertolongan dari Allah dan jangan melemah.
Soal kedua belas
Akhir-akhir ini muncul sebuah model rambut di tengah-tengah kaum wanita, yaitu jambul yang terjurai ke depan. Apakah model semacam itu dibolehkan? Berilah kami jawaban semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Jawab
Seorang wanita muslimah hendaknya menyelaras-kan seluruh tingkah lakunya dengan nilai-nilai Islam. Hendaknya ia mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tuntutan syariat dan meninggalkan segala yang berten-tangan dengannya.
Sekarang ini banyak kita temui berbagai macam model rambut yang dilarang syariat, khususnya di kala-ngan wanita. Sekiranya masalah ini kita kupas panjang lebar, niscaya buku kecil ini tidak cukup untuk memuat-nya. Namun dalam kesempatan kali ini cukup saya jelaskan sebagai berikut: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongannya."
(HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan matan yang lebih lengkap. Ibnu Taimiyah menyatakan sanadnya bagus, demikian pula Ibnu Hajar dalam Fathul Bari)
Seorang akhwat lainnya menerangkan kepadaku salah satu model rambut melalui secarik kertas. Ia me-nerangkan sebuah model rambut dengan detail. Namun saya belum begitu mengenal model rambut seperti yang diceritakannya. Selesai ceramah tepatnya setelah menu-naikan shalat, salah seorang akhwat mengutus seorang bocah kecil kepadaku. Bocah itu berkata: "Salah seorang akhwat mengatakan kepada Anda bahwa nama model rambut itu adalah Diana's Dog. Saya langsung beristigh-far: " Astaghfirullah, apakah seorang wanita muslimah tega menghinakan dirinya dengan menyerupakan diri seperti anjing seorang wanita kafir?!" Betapa jauh berbeda keadaan mereka dengan Asma' binti Abi Bakar dan sahabiyat lainnya yang telah menorehkan sejarah dengan melahirkan generasi-generasi muslim yang tangguh.
Pengalaman lain yang tak kalah menarik, seorang akhwat pernah bertanya kepadaku: "Apa hukumnya meng-keriting rambut?" Saya jawab: "Subhanallah, dahulu wanita tidak senang bahkan membenci rambut keriting, namun pada hari ini rambut keriting justru digandrungi mayoritas kaum wanita!?" Saya tidak berani memberikan jawaban, sebab ada sesuatu yang tersembunyi dibalik masalah ini!" Beberapa waktu kemudian, salah seorang ikhwan menghubungiku lewat telepon, ia mengaku baru kembali dari Amerika bersama istrinya. Ia menceritakan bahwa sebab wanita Amerika mengeriting rambut mereka sebagai berikut: Tersebutlah seorang wanita Amerika yang memelihara seekor anjing berbulu keriting. Kemu-dian anjing itu mati. Sebelumnya wanita itu telah bersumpah tidak akan melupakan anjingnya itu. Wanita itupun mengeriting rambutnya untuk mengenang anjing kesayangannya. Kemudian model rambut tersebut ditiru oleh tetangga-tetangganya. Lalu menyebar luas bak aliran listrik. Hingga ditiru oleh wanita-wanita muslimah. Oleh sebab itu saya peringatkan kepada para akhwat agar senantiasa menyelaraskan perbuatannya dengan nilai-nilai agama. Janganlah ia berbuat sesuatu yang meniru wanita-wanita kafir atau kaum lelaki. Hendaklah ia meneladani para ummahatul mukminin dan para sahabiyat seperti Khadijah, Fathimah dan wanita mukminah lainnya Radhiyallahu anhunna.
Soal ketiga belas
Sekarang ini tengah menjamur kebiasaan buruk, yaitu seorang wanita duduk berkumpul bersama saudara laki-laki suaminya, menghidangkan minuman dan ber-bincang-bincang dengannya tanpa ada keperluan mende-sak. Bagaimana pengarahan Anda dalam menangani masalah ini? Apakah perbuatan seperti itu terpuji atau justru tercela?
Jawab
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hindarilah berkhalwat (berduan) dengan kaum wanita!" Ada yang bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan saudara ipar?" Rasulullah menjawab: "Berkhalwat dengan saudara ipar itu adalah maut!" (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Ketika seorang wanita duduk-duduk berkumpul dengan lelaki yang bukan mahramnya di antaranya ada-lah saudara ipar- baik yang sudah menikah ataupun belum, dapat tergoda dengan kelembutan suaranya apalagi bila tawanya berderai. Terkadang ia bergerak hingga kelihatan lekuk tubuhnya. Hal itu tentu merupa-kan suatu kesalahan besar yang dapat menimbulkan musibah.
Sebaik-baik wanita adalah yang dapat menjaga kehormatan diri, sebagaimana yang dituturkan Fathi-mah radhiyallahu 'anhu. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapakah wanita yang paling baik?" Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu segera bangkit seraya terus berfikir tentang masalah itu. Lalu ia tanyakan masalah itu kepada Fathimah radhiyallahu 'anhu. Ia menjawab: "Sebaik-baik wanita adalah yang tidak melihat laki-laki yang bukan mahram dan mereka tidak meli-hatnya."
Hendaknya seorang wanita senantiasa menjaga dirinya sekalipun terhadap saudara ipar. Kecuali jika ada kebutuhan mendesak, mereka boleh berbicara dengan mereka sekadarnya saja. Bukan berarti harus timbul perasan saling mencurigai, namun hendaknya seluruh perbuatan kita harus berdasarkan kaidah-kaidah syar'i.
Soal keempat belas
Apa maksudnya mencintai karena Allah? Apakah mencintai muallimah (guru wanita) yang elok akhlaknya termasuk mencintai karena Allah?
Jawab
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menyebutkan kepada kita ba-tasannya dalam sebuah hadits:
"Tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya, be-liau menyebutkan di antaranya: dua orang yang bersaudara saling mencintai karena Allah, bertemu karena-Nya dan berpisah juga karena-Nya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sekarang ini kaum wanita begitu mudah terpesona dengan penampilan dan gaya wanita lain yang dianggap-nya hebat. Ini merupakan suatu penyakit . Ia berusaha meniru seluruh gerak gerik dan tingkah laku wanita yang diidolainya itu. Sehingga si wanita itu selalu ada dalam pikirannya karena saking cinta dan terpesona kepadanya. Kadangkala hal itu menyeret mereka kepa-da penyimpangan. Bukan membantunya dalam berbuat taat, malah justru sebaliknya. Sudah banyak wanita-wanita yang menjadi korban penyakit ini. Saya tidak perlu membeberkannya lebih lanjut. Lucunya di antara kaum wanita itu ada yang tetap bersikeras bahwa sikap seperti itu adalah wujud cintanya karena Allah! Namun kiranya realita yang terjadi cukup sebagai buktinya.
Soal kelima belas
Bagaimana pendapat Anda dengan seseorang yang mengaku multazim (taat beragama) namun masih suka membaca kisah-kisah cinta dan asmara. Apa nasihat Anda kepada mereka?
Jawab
Pada jawaban yang lalu telah saya terangkan bah-wa banyak sekali orang yang tidak mengetahui hakikat iltizam. Oleh sebab itulah mereka masih saja melakukan pelanggaran demi pelanggaran. Apabila tujuan memba-canya untuk membantah apa yang ada di dalamnya dan untuk memperingatkan orang lain dari bahayanya, tentu saja dibolehkan. Namun jika tujuan membacanya hanya sebagai hiburan dan mengisi waktu senggang, jelas dilarang. Sebab hal itu dapat mengotori pikirannya. Me-nurut pandanganku, membaca kisah-kisah cinta seperti itu ibarat memakan makanan busuk yang telah berakhir masa berlakunya. Jika dengan membacanya pikiran menjadi busuk tentu bahayanya lebih dahsyat dan lebih besar lagi.
Soal keenam belas
Tolong jelaskan kepada kami kewajiban-kewajiban seorang istri yang tinggal di rumah mertua terhadap saudara-saudara iparnya. Apa saja kewajibannya terha-dap mereka dan apa kewajiban mereka terhadapnya?
Jawab
Seorang istri yang tinggal di rumah mertua hen-daknya tidak memakai wewangian bila bertemu dengan saudara-saudara iparnya, tidak memakai perhiasan dan berusaha untuk tidak banyak berbincang-bincang dengan mereka kecuali sekadar kebutuhan saja. Dan hendaknya menghindari khalwat (berduaan) dengan mereka. Semo-ga Allah memberikan taufiq kepada kita semua kepada amalan yang dicintai dan diridhai-Nya.
Soal ketujuh belas
Apa hukumnya memakai gaun sutera?
Jawab
Banyak sekali yang menanyakan tentang masalah ini. Menurut sepengetahuanku gaun sutera ini ada bebe-rapa jenis. Jika gaun tersebut ketat hingga menampakkan bentuk tangannya, tidak syak lagi pasti dapat menimbulkan fitnah. Maka hendaknya ia tidak memakainya. Di sana ada beberapa jenis gaun lainnya, pergelangan tangan gaun itu tampak tipis hingga lengan dapat terlihat saat memakainya. Ini juga dapat menimbulkan fitnah. Tentu saja dilarang mengenakannya. Namun jika gaun itu besar dan luas serta tidak transparan, menurut pendapatku boleh-boleh saja dikenakan.
Soal kedelapan belas
Ke mana sebaiknya disalurkan sedekah-sedekah jariyah, ke dalam negeri atau ke luar negeri?
Jawab
Penyalurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Tem-pat mana saja yang membutuhkan berhak menerima penyaluran sedekah tersebut.
Soal kesembilan belas
Apa hukumnya mengecat rambut dengan warna hitam?
Jawab
Tentu saja, mengecat rambut dengan warna hitam adalah dilarang. Namun sekarang ini muncul alat pewar-na rambut baru yang terkomposisi dari berbagai warna. Sebagian wanita bertanya: "Apa hukumnya memakai pe-warna rambut seperti itu? Dan apa maksudnya mewarna rambut? Saya katakan: "Yaitu mengecat rambut dengan warna-warni." Subhanallah, zaman sekarang benar-benar edan, semuanya ada dan bebas dilakukan. Hingga ada seorang akhwat yang berkata: "Dahulu aku mengecat rambut dengan warna tertentu, lantas ingin kuhilangkan, namun ternyata rambutku berubah jadi memutih, sehingga aku terpaksa mengecatnya dengan warna hitam. Sung-guh edan memang!
Saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar mencurahkan ketakwaan kepada diri kita dan membersihkannya. Sesungguhnya Dia-lah sebaik-baik yang mensucikannya dan Dia-lah walinya dan pemiliknya.
Ya Allah, ajarkanlah kepada kami hal-hal yang bermanfaat, dan anugrahkanlah manfaaat dari ilmu yang kami ketahui. Ya Allah, jagalah kami, dan peliharalah iman kami, jiwa kami, kehormatan kami, dan negeri kami. Ya Allah, curahkanlah keamanan di dalam negeri kami dan perbaikilah keadaan penguasa-penguasa kami. Karuniailah mereka wazir-wazir yang baik lagi shalih. Dan kami tutup permohonan kami dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
Dicopy dari :
Website
“Yayasan Al-Sofwa”
0 comments:
Posting Komentar